Untuk Kamu, yang Pernah Singgah

Selamat menempuh hidup baru.

Hari ini aku dengar kabar bahagiamu—kamu sudah menikah.
Dan aku... ikut tersenyum, walaupun sambil menahan sesak kecil di dada.

Aku nggak akan pura-pura kuat.
Kabar itu membuatku campur aduk.
Senang, karena kamu akhirnya menemukan seseorang yang kamu pilih untuk diajak seumur hidup.
Sedih, karena aku tidak ada di sana, bahkan sekadar sebagai teman lama yang pernah menjadi bagian kecil dari hidupmu.

Kita pernah punya cerita.
Walau singkat dan penuh celah—aku yang terlalu cuek, kita yang terlalu muda—tapi tetap berkesan.
Karena kamu adalah yang pertama.
Pertama kali aku tahu rasanya suka, pacaran, dan patah hati.
Tapi juga pertama kali aku tahu bahwa hubungan yang kandas tidak selalu harus berubah menjadi permusuhan.

Setelah itu, kita tetap ada di satu ruang yang sama
Dan itu cukup.
Tapi tetap, aku kira aku akan diundang.
Bukan sebagai mantan, tapi sebagai seseorang yang pernah ada,
yang ingin melihat kamu bahagia dari dekat.

Mungkin itu nggak penting buatmu.
Tapi hari ini, aku memilih untuk tidak menutupi rasaku.

Aku sedih.
Aku nostalgia.
Aku dengar lagu-lagu galau dan membiarkan diriku flashback ke masa-masa itu.
Karena ternyata, kamu masih punya ruang kecil di hati ini.
Bukan karena cinta yang belum selesai, tapi karena kenangan yang belum benar-benar berpamitan.

Jadi malam ini, aku ingin bilang:
Terima kasih
Sudah pernah hadir.
Sudah menjadi bagian dari cerita hidupku.
Aku doakan yang terbaik untuk kamu dan pasanganmu.
Semoga bahagiamu hari ini adalah awal dari kebahagiaan yang jauh lebih besar ke depannya.

Dan kalau suatu hari kamu mengingat masa lalu,
semoga kamu masih ingat aku,
bukan sebagai mantan,
tapi sebagai teman lamamu yang diam-diam ikut senang melihat kamu bahagia.

Dari,
Aku
(masa lalumu yang mendoakan dalam diam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

refrain I

Curhat!

Review Novel CINTA. (baca:Cinta dengan titik)