Hari Ini, Aku Memilih Diam
Hari ini, aku libur.
Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu… aku memutuskan untuk benar-benar diam.
Bukan karena tak ada yang bisa kulakukan. Tapi karena tubuh ini, hati ini, dan pikiranku—semuanya terasa kosong sekaligus penuh. Lelah, tapi tidak bisa menjelaskan pada siapa pun mengapa aku sebegitu lelahnya.
Aku tidak ingin pura-pura kuat hari ini.
Tidak ingin buru-buru “baik-baik saja.”
Hari ini, aku hanya ingin rebah. Menjadi manusia biasa yang sedang butuh jeda.
Akhir-akhir ini aku merasa drain. Energi seperti terkuras tanpa tahu di mana mulai bocornya. Ada banyak hal yang kupikirkan, terlalu banyak yang kupendam. Mungkin karena aku terlalu sering bilang “nggak apa-apa,” padahal rasanya seperti ingin menangis, tidur, lalu tidak bangun untuk sementara waktu.
Tapi hari ini…
Aku ingin berterima kasih pada diriku sendiri karena sudah bertahan sejauh ini.
Aku ingin peluk diriku, walau hanya lewat kata-kata dan waktu yang kuizinkan untuk diam.
Aku tidak tahu akan kuat sampai kapan,
tapi aku tahu: bertahan itu juga termasuk tahu kapan harus berhenti sejenak.
Hari ini, aku tidak lari. Aku memilih menenangkan diri.
Dan semoga besok… aku bisa kembali berdiri. Walau pelan, walau dengan langkah kecil—yang penting tetap maju.
Komentar
Posting Komentar