Abraham

Minggu ini gue baca renungan tentang orang-orang tak sempurna dalam Alkitab. Kita pasti sering mendengar ungkapan "tak seorang pun yang sempurna".  Meskipun kita tahu bahwa hal tersbut brnar, tapi masih sulit bagi kira untuk memaklumi dan memahaminya ketika kita (ataupun orang lain) melakukan kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan, seringkali kita merasa tak ada hal baik yang bisa kita lakukan, atau kita tak mampu lagi membuat perubahan di dunia.

Untungnya hal tersebut tidak benar. Karena Tuhan masih memiliki rencana untuk memakai kita tak peduli betapa banyak hal yang tak begitu baik yang telah kita perbuat. Tak peduli apakah kesalahan kita kecil dan tidak menimbulkan konsekuensi berat ataupun sangat fatal shingga menyisakan kehancuran besar di belakang kita. Ingat, kita masih kandidat utama untuk menjadi alat di tangan Tuhan. Ia tentu saja sanggup mengurus segala sesuatu di dunia ini dengan tangan-Nya sendiri. Ia tidak peduli seberapa hebat kita di masa lalu dan di keadaan kita di masa sekarang, pencapaian ataupun kegagalan kita. Ia hanya ingin kita  berada bersama-Nya dan menjalankan rencana-Nya.

Direnungan ini disebutkan beberapa individu atau tokoh Alkitab yang dipakai Tuhan, tak peduli mereka berasal darimana, apa kemampuan mereka, ataupun sebesar apa kesalahan mereka. Tapi Tuhan memakai mereka untuk kemuliaan namaNya. 

Yang pertama adalah Abraham.
Kita tentu sangat tahu dan mengenal bahwa Abraham dikenal sebagai bapa yang paling dihormati atau bapa segala bangsa. Namun, apakah kita tahu ternyata Abraham berasal dari sebuah kota yang banyak penduduknya yang bernama Ur, ia sebenarnya adalah seorang kafir (bukan orang Yahudi) sebelum menjadi orang Ibrani pertama. Tetapi ia dipilih Tuhan menjadi bapa dari suatu bangsa yang besar.

Abraham adalah seoran biasa, ia hanya gembala sederhana, dan orang tuanya bukanlah pengikut Tuhan. Dan meski mendapat panggilan, ia masih salah memilih. Ia tidak selalu bertindak selayaknya seseorang yang dihormati menurut iman Yahudi. Tapi hal tersebut tidak masalah bagi Tuhan. Ia tetap orang yang diurapi Tuhan untuk pekerjaan itu, dan Tuhan tidak heran ketika kemanusiawian dari Abraham menghalanginya.

Ia tidak dipilih karena bertalenta luar biasa ataupun sangatlah bijak. Abrahan tidak menulis kitab apapun dalam Alkitab, tidak bernubuat untuk orang lain, dan tidak menulis hukum di loh-loh batu. Hal yang terpenting yang kita tahu dari Abraham adalah  ia mendengar panggilan Tuhan untuk pergi, entah ke mana, ia taat dan meninggalkan tempat tinggalnya yang ia kenal dengan baik untuk pergi ke tempat asing.

Yang dapat kita pelajari dari kisah Abraham adalah :
1. Tuhan memakai semua orang
Kisah Abraham memotivasi kita yang merasa bahwa kita tidak mempunyai kriteria yang tepat. Sangatlah jelas bahwa Abraham yang  "bukanlah siapa siapa" ketika Tuhan memanggilnya untuk menjadi "orang penting" bagi bangsa Ibrani. Mingkin saat ini kita merasa kurang mampu berdampak karena tidak berasal dari keluarga yang terpandang atau kita merasa kurang cerdas untuk dipakai  Tuhan. janganlah khawattir, karena Tuhan mencari kesediaan kita untuk melakukan pekerjaan yang telah direncanakan-Nya

2. Tidak ada kata terlambat
Ketika Tuhan memanggil Abraham untuk meninggalkan tanah airnya ke tempat asing, ia berumur 75 tahun. Ia belum menjadi seorang ayah sampai usianya 86 tahun. Banyak dari kita berpikir bahwa ketika kita semakin bertambah tua maka kita menjadi kurang penting bagi dunia dan juga untuk memenuhi maksud Tuhan. Selama kita hidup di bumi, kita mempunyai tujuan untuk dipenuhi.

Tuhan sangatlah mampu dan bersedia untuk memberikan kita apapun menyelesaikan tujuan-Nya. Oleh karena itu, entah kita merasa diperlengkapi dengan baik atau tidak, terlalu muda ataupun tua, kita dapat dipakai Tuhan untuk melakukan karya yang luar biasa. Ia hanya mencari hati yang bersedia dan setia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

refrain I

Curhat!

Review Novel CINTA. (baca:Cinta dengan titik)