Postingan

Hari Ini, Aku Memilih Diam

Hari ini, aku libur. Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu… aku memutuskan untuk benar-benar diam. Bukan karena tak ada yang bisa kulakukan. Tapi karena tubuh ini, hati ini, dan pikiranku—semuanya terasa kosong sekaligus penuh. Lelah, tapi tidak bisa menjelaskan pada siapa pun mengapa aku sebegitu lelahnya. Aku tidak ingin pura-pura kuat hari ini. Tidak ingin buru-buru “baik-baik saja.” Hari ini, aku hanya ingin rebah. Menjadi manusia biasa yang sedang butuh jeda. Akhir-akhir ini aku merasa drain. Energi seperti terkuras tanpa tahu di mana mulai bocornya. Ada banyak hal yang kupikirkan, terlalu banyak yang kupendam. Mungkin karena aku terlalu sering bilang “nggak apa-apa,” padahal rasanya seperti ingin menangis, tidur, lalu tidak bangun untuk sementara waktu. Tapi hari ini… Aku ingin berterima kasih pada diriku sendiri karena sudah bertahan sejauh ini. Aku ingin peluk diriku, walau hanya lewat kata-kata dan waktu yang kuizinkan untuk diam. Aku tidak tahu akan kuat sa...

Untuk Kamu, yang Pernah Singgah

Selamat menempuh hidup baru. Hari ini aku dengar kabar bahagiamu—kamu sudah menikah. Dan aku... ikut tersenyum, walaupun sambil menahan sesak kecil di dada. Aku nggak akan pura-pura kuat. Kabar itu membuatku campur aduk. Senang, karena kamu akhirnya menemukan seseorang yang kamu pilih untuk diajak seumur hidup. Sedih, karena aku tidak ada di sana, bahkan sekadar sebagai teman lama yang pernah menjadi bagian kecil dari hidupmu. Kita pernah punya cerita. Walau singkat dan penuh celah—aku yang terlalu cuek, kita yang terlalu muda—tapi tetap berkesan. Karena kamu adalah yang pertama. Pertama kali aku tahu rasanya suka, pacaran, dan patah hati. Tapi juga pertama kali aku tahu bahwa hubungan yang kandas tidak selalu harus berubah menjadi permusuhan. Setelah itu, kita tetap ada di satu ruang yang sama Dan itu cukup. Tapi tetap, aku kira aku akan diundang. Bukan sebagai mantan, tapi sebagai seseorang yang pernah ada, yang ingin melihat kamu bahagia dari dekat. Mungkin itu ngga...

Terima Kasih untuk Pernah Hadir

 Aku nggak marah. Aku juga nggak ingin kembali. Aku cuma… sedang memeluk sisa-sisa harapan yang diam-diam pernah tumbuh. Tentang pertemanan yang tetap baik, tentang kemungkinan diundang, tentang rasa dihargai setelah semua pernah terjadi. Mungkin aku bukan bagian dari hari besarmu. Dan itu tidak salah. Tapi aku juga tidak salah karena merasa sedih. Ada bagian kecil dari hatiku yang sedang berduka, bukan karena cinta yang masih ada, tapi karena kenangan yang harus kutinggalkan sepenuhnya. Hari ini aku belajar: Beberapa perpisahan tidak diiringi perayaan. Beberapa penutupan tidak butuh kata-kata. Dan tidak semua kehadiranku akan diingat orang dengan cara yang sama seperti aku mengingat mereka. Tapi tak apa. Aku melepaskanmu, dengan rasa terima kasih, bukan dengan dendam.

16/05/23 22.33

hidup membuatku menjadi takut akan hari esok. terkadang aku berharap hari esok tidak akan pernah datang kenapa harus ada hari esok kalau hari ini lebih baik kata orang jika sudah dewasa kamu akan menjadi kuat tapi apa, setiap malam aku malah menangis semakin dewasa semakin aku sering menangis semua yang sudah aku lakukan rasanya sia sia aku berjuang sendiri memikirkan bagaimana perasaanku pun mungkin mereka tidak aku sering berpikir apakah lebih baik ku sudahi? toh apa yang aku lakukan sia sia, tidak ada arti mungkin kalau ku sudahi semuanya akan berakhir aku tidak akan perlu memikirkan ini itu Tuhan pasti mengerti kan? aku lelah apakah aku boleh  istirahat? apakah aku boleh berhenti? aku sudah lelah Aku lelah untuk bertahan, berharap aku lelah 

Rabu, 03 Januari 2024 , 22.42 Wib

Rabu, 03 Januari 2024 , 22.42 Wib Hari ketiga di tahun 2024. Sudah mulai merasakan pencobaan di awal tahun. Perasaan ku saat ini? cuma bisa pasrah, berserah. Sedikit celetuk dalam hati, apa lagi kali ini. Masih awal tahun loh. Tapi kan cobaan gak pernah lihat ini awal tahun atau bukan haha Sisi positifnya... ya setiap hal atau kejadian belajar ambil sisi positif. Ya mungkin baru akan aku sadari di kemudian hari. Tapi, untuk saat ini mungkin sisi positifnya aku lebih berserah dibanding sebelumnya. Apa belum yak? wkwk apa besok? entah lah. Hanya aku belajar untuk lebih tidak ceroboh lagi dalam menyikapi sesuatu dan lebih bijak dalam mengambil solusi di setiap masalah. takut? masih. Khawatir? apalagi itu. Sangat. Hanya aku lebih bersikap berserah, percaya sama Tuhan. Dia akan kasih jalan. Tuhan nggak akan pernah terlambat. Jadi untuk saat ini, aku serahkan semuanya sama Tuhan. Tuhan pasti buka jalan. Amin.

2019,2020,2023

Jakarta. Rabu,12/02/2020 Hai, apa kabar? Kenapa baru kembali nad? Bukankah ada banyak hal yang sebenarnya ingin kamu tuliskan? Kenapa baru sekarang? Hai, aku kembali. Maaf aku tidak pernah berani untuk bercerita atau menulis di hari hari kemarin. Dan kenapa aku kembali? Karena aku tidak bisa untuk menyimpan semua hal ini sendiri. Dan kenapa baru sekarang? Mungkin, karena aku merasa bahwa harus ada media yang aku gunakan untuk melepas semua yang aku rasakan saat ini,. Aku tidak pernah peduli kenapa aku malah share ini di blog yg bisa saja dibaca oleh orang lain. Tapi, siapa pula yang mau membaca blog yg berisi tentang curhatan. Ya bagi orang yg membaca ini, aku katakan kalian telah membuang waktumu yang berharga. Blog ini hanya berisi tentang curhatan seseorang yang sebenarnya dia tidak tahu fungsi blog itu apa dan akhirnya berujung dijadikan diary online nya. Dan mari kita mulai membedah luka.. 2018 akhir, 2019 hingga saat ini tahun 2020 aku menuliskan cerita ini hidupku...

DEWASA

Jakarta Kamis,22 Setember 2022      23:16 Kenapa ngasih judul dewasa? Karena gue pikir umur gue saat ini adalah umur yang seharusnya sudah dewasa. Sebenernya gue juga bingung tolak ukur dewasa itu apa. Banyak orang bilang dewasa bukan dilihat dari umur, karena banyak orang tua yang seharusnya diumurnya bersikap dewasa malah tidak dewasa sama sekali. Entahlah, gue juga bingung deskripsiinya gimana. Tapi apakah gue sudah dewasa? hmm di umur gue yang tahun ini menginjak 26 tahun, menurut penilaian gue sendiri kadang iya kadang nggak hahaha tergantung situasi. Loh kok bisa gitu? Karena ada beberapa hal seperti yaa nggak bisa dipungkiri hal ini emang lagi marak di usia gue yang memang seharusnya sudah terpikirkan atau paling tidak sudah merealisasikannya. Apa itu? yap menikah. Teman atau sahabat gue rata-rata sudah menikah dan memang kata orang-orang ya sudah umurnya harusnya menikah. Tapi menurut pandangan gue, gue belum bisa sedewasa itu untuk ada di jenjang tersebut. Gue ng...