Resensi Buku Kerumunan Terakhir karya Okky Madasari

 



Judul Buku : Kerumunan Terakhir

Nama Pengarang : Okky Madasari

Tahun Terbit : 2016

Tahun Cetak : Cetakan Kedua: Agustus 2017

Ketebalan Buku : 360 halaman

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama 


Sinopsis Buku :

Sepotong kisah tentang kegagapan manusia di tengah zaman yang berubah cepat, yang tak memberi kesempatan setiap orang untuk diam dan mengenang, berhenti dan kembali ke belakang.

Dari satu kerumunan ke kerumunan lainnya, dalam kebisingan dan keasingan, generasi zaman ini berbondong-bondong meninggalkan masa lalu menuju masa depan.

Tapi di manakah masa depan itu?

Novel ini berisi tentang kisah seorang lelaki bernama Jayanegara yang menceritakan bagaimana manusia pada zaman ini bersinggungan dengan teknologi dan sosial media.

Bagaimana internet mampu merubah kehidupan seseorang.


Biografi Pengarang : 

Okky Madasari seorang penullis yang dikenal dengan karya-karya kritik sosial. Ia konsisten mempertanyakan hal-hal kekinian dengan diri sendiri dan lingkungannya, yang menjadi kegelisahan zaman ini.

Kesimpulan buku :

Jujur saya baru pertama kali membaca buku karya Okky Madasari. Awalnya saya melihat sampul buku nya, saya sudah menebak novel ini akan menceritakan hal yang serius tidak seperti novel percintaan yang sering kita temukan. Dan benar saat saya selesai membaca buku ini, buku ini sangat relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Kehidupan yang sibuk dengan teknologi dan berlomba lomba menciptakan topeng di sosial media. 

Pembaca akan setuju dengan apa yang ada di novel ini, karena sampai saat ini dan mungkin semakin majunya teknologi kedepannya orang-orang seperti tokoh tokoh di novel ini akan terus ada.

Novel yang satu ini dapat dikategorikan sebagai novel 18+. Dengan adanya realita yang pahit, novel yang satu ini sukses menggambarkan ketakutan, kepanikan, kemunafikan, kesedihan, kemarahan, kekesalan, dan lain sebagainya. Kritik sosial yang ada di dalam novel ini sangat kental diutarakan oleh penulis.

Bagaimana bisa koruptor menyuap jaksa, bagaimana para pelanggar dunia baru sedang dicari-cari polisi karena sudah mencemarkan nama baik, dan bagaimana orang dengan sangat bebas mengekspresikan dirinya di dunia yang baru dengan pola pikir bahwa kita harus meninggalkan dunia lama yang sangat kolot.

Novel ini mengajarkan bagaimana kita menjadi bijak dalam mengenal dunia maya dan bijak dalam menggunakan teknologi. Jangan sampai dunia maya dan teknologi membuat kita hancur. 

Kita memang tidak bisa menghindari kemajuan teknologi, mau tidak mau suka atau tidak suka kita pun sebenarnya sudah masuk atau mengikuti arus tersebut dan mungkin kita bisa saja sudah menjadi salah satu dari tokoh yang ada di novel ini. Teknologi bukan untuk dijauhi tetapi digunakan sebagai media penyelaras hidup. Kerumunan Terakhir seolah memberikan gambaran bahwa tak ikut ambil alih peran dalam teknologi maka itu celaka, jangan biarkan teknologi digenggam oleh kebodohan dan ketidaktahuan. Setiap individu seolah harus ikut bertanggung jawab untuk perang melawan informasi, karena jika kebenaran didiamkan maka dunia akan dikuasai oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Seorang Jayangera yang memiliki identitas lain di dunia maya dengan nama Matajaya. Mencoba membangun identitas baru karena menurutnya di dunia nyata dia hanya seorang pecundang. Hidup dibayang bayangi oleh ayahnya yang sukses tetapi sering berselingkuh yang membuat dia membenci ayahnya dan tidak ingin hidup dipecundangi oleh ayahnya. Hidupnya di dunia nyata yang hancur, berhenti kuliah dan pengangguran membuat dia menciptakan identitas baru di dunia maya bernama Matajaya yang menurutnya bisa hidup sesuai dengan apa yang dia mau. Matajaya benar-benar menciptakan hidup yang dipenuhi oleh kebohongan agar setidaknya dia dapat penghargaan dari orang lain yang ujungnya pun malah menghancurkan hidupnya.

Saya suka novel ini karena bersifat kritis. Hanya mungkin saya pribadi sedikit bingung dengan nasib tokoh seperti Kara karena tidak diceritakan dengan jelas akhirnya seperti apa. Dan akhir dari buku ini masih membingungkan untuk saya. Selebihnya saya suka dengan buku ini karena menambah pemahaman baru dalam menyikapi jaman yang semakin lama semakin tidak terkendali.


Itu sekilas resensi buku Kerumunan Terakhir menurut pemahaman saya sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

refrain I

Curhat!

Review Novel CINTA. (baca:Cinta dengan titik)